Siapa yang tak kenal kota Sumedang. Kota kecil yang berada di provinsi Jawa Barat ini terkenal dengan kuliner khasnya yaitu Tahu Sumedang.
Untuk mengenal kota Sumedang lebih jauh, kita dapat mengulik wisata sejarah di kota Sumedang. Melalui perjalanan wisata sejarah, secara tidak langsung kita menjajaki langkah perjalanan kota Sumedang.
Berikut ini wisata sejarah yang dapat ditemukan di kota Sumedang yang menarik untuk dikunjungi.
DAFTAR ISI
1. Museum Prabu Geusan Ulun
Terletak di jalan Prabu geusan Ulun No. 40 B Srimanganti, Regol Wetan, Sumedang, Jawa Barat tepatnya berada di komplek Pendopo Kabupten Sumedang.
Mulai awal Sumedang berdiri pada tahun 1705, komplek ini sudah berdiri. Dari dulu hingga sekarang fungsinya tetap sama yaitu sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang.
Setiap bangunan yang terdapat di kompleks tersebut memiliki ukuran dengan luas sekitar 1,88 hektar yang dikelilingi dinding setinggi tiga meter.
Terdapat beberapa bangunan tua di dalam kompleks, bangunan tersebut di antaranya:
- Gedung Srimanganti, gedung bergaya kolonial ini dibangun sejak tahun 106 silam dan digunakan sebagai tempat menyimpan benda-benda dengan nilai historis yang tak bisa diabaikan.
- Gedung Bumi Kaler, adalah bangunan yang dijadikan sebagai gedung Museum Prabu Geusan Ulun.
- Gedung Gendeng, Gedung Gamelan, Gedung Pusaka, dan Gedung Kereta.
Dengan berkunjung ke museum ini Anda akan menyaksikan secara langsung polesan arsitektur Belanda yang sangat kental dari setiap sudut bangunan yang akan meninggalkan kesan kalau bangunan tersebut sudah sangat tua namun tetap terjaga.
Di dalam museum ini juga dapat dijumpai berbagai benda dan barang pusaka peninggalan leluhur dari mulai pemerintahan raja-raja Sumedang hingga pemerintahan Bupati-Bupati Kabupaten Sumedang zaman dahulu.
Tak hanya itu, di Museum Prabu Geusan Ulun ini Anda juga dapat menemukan berbagai taman dengan pohon-pohon langka.
Wisata sejarah populer di Sumedang ini layak untuk dikunjungi. Apalagi jika Anda berlibur bersama anak-anak, selain berlibur Anda juga mengenalkan berbagai sejarah yang patut untuk dijaga.
Baca Juga: Museum Angkut Malang
2. Menara Loji
Menara bersejarah ini berdiri di tanah Sumedang sejak tahun 1800-an, dan digunakan sebagai penanda yang akan berbunyi hanya pada waktu-waktu tertentu dalam melakukan kegiatan produksi karet karena Menara Arloji ini memang berdiri di kawasan perkebunan karet milik orang Jerman.
Kegiatan tersebut berlangsung satu abad lebih dan sejak tahun 1990, perkebunan karet disulap menjadi empat buah bangunan perguruan tinggi diantaranya IPDN, IKOPIN, UNPAD, dan UNWIN. Diantara bangunan tersebut, Menara Arloji terletaak di kawasan perguruan tinggi UNWIN.
Di kawasan ini menara arlojinya tidak terjaga dengan baik, lain halnya saat UNWIN beralih fungsi menjadi perguruan tinggi ITB, kawasan tersebut menjadi lebih terjaga, begitu pun peninggalan sejarahnya dijaga dengan baik.
Semisal Menara Arlojinya dilestarikan dengan cara dibuat taman arloji sebagai upaya agar peninggalan sejarah tetap terjaga.
3. Gedung Bangkok / Gedung Negara
Gedung Bangkok dikenal juga dengan Gedung Negara karena tempat ini sering digunakan dalam upacara-upacara resmi.
Baca juga: 12 Tempat Wisata di Bandung Yang Hits, Kekinian dan Murah Meriah
Selain itu juga, digunakan sebagai rest area bagi setiap tamu yang berkunjung ke Sumedang, khususnya dari kota Jakarta.
4. Benteng Gunung Palasari
Pembangunan benteng yang juga merupakan tempat wisata sejarah di Sumedang ini tidak diketahui secara tepat mengenai tanggal atau pun bulannya, tapi tercatat bahwa benteng ini didirikan antara tahun 1913 hingga tahun 1917.
Berdiri di kawasan Desa Pasanggrahan Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang. Di dalamnya terdapat sembilan bangunan, setiap bangunan memiliki dua ruangan dengan ukuran seluas 6 meter-an. Terkecuali pada bangunan pertama, terdapat enam ruangan di dalamnya.
5. Jembatan Cin-Cin
Jembatan dengan nama Cin-Cin ini dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda sejak tahun 1918 silam. Letaknya ialah di jalan Cikuda Nanggerang No. 14, Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Sumedang.
Keberadaannya berfungsi sebagai sarana penunjang untuk membawa hasil perkebunan yang dihasilkan oleh para pekerja perkebunan.
Jembatan ini juga berfungsi sebagai jalur kereta api dengan rute Tanjungsari – Rancaekek. Konon, berdasasarkan kabar yang beredar jembatan ini hanya beroperasi sampai tahun 1942.
Selain nilai sejarahnya yang tinggi, pemandangan memukau pun akan Anda rasakan dari atas jembatan ini.
Jika Anda berdiri di atas jembatan Cin-Cin ini, mata Anda akan memandang jejeran komplek pemakaman, pesawahan, pemandangan sekitar Jatinangor, juga bangunan kampus Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD.
Beberapa kawasan tersebut menyatu menjadi satu pemandangan yang dapat Anda saksikan dalam satu kesempatan yang sama.
Untuk Anda yang suka berfoto ria, tempat ini sangatlah cocok. Bukan hanya pemandangannya yang menakjubkan tapi juga Anda dapat mengenang para pekerja paksa yang dijajah oleh Belanda.
6. Benteng Gunung Kunci
Benteng yang berdiri di jalan Pangeran Sugih, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang ini dibangun dari tahun 1914 hingga 1917 dan digunakan secara resmi pada tahun 1918. Lokasinya sekitar 250 meter-an dari alun-laun Sumedang.
Benteng Gunung Kunci seluas 2600 meter ini mewadahi goa atau bunker-bunker seluas 450 meter.
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Bogor Yang Murah Meriah
Di dalamnya terbagi menjadi tiga lantai yang dibuat khusus untuk para penghuni di benteng tersebut, yakni lantai pertama dikhususkan sebagai ruang prajurit, sedangkan lantai kedua dikhususkan untuk perwira dan lantai terakhir digunakan sebagai pertahanan.
Benteng ini sebenarnya bukan satu-satunya yang dijadikan benteng pertahanan Belanda, setidaknya terdapat empat benteng lainnya yang terletak di beberapa kawasan.
Hanya saja benteng Gunung Kunci satu-satunya benteng yang masih terlihat utuh.
Untuk mencapai kawasan tersebut, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
7. Monumen Lingga
Lokasi monumen Lingga ini sangat mudah dijangkau yaitu terletak di alun-alun kota Sumedang.
Monumen ini mulai berdiri sejak tahun 1922 yang diresmikan secara langsung Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan dihadiri pula oleh Bupati Sumedang, tepatnya pada 22 Juli 1922 silam.
8. Batu Dua Gunung Lingga
Batu Dua Gunung Lingga ini selain wisata sejarah juga dijadikan sebagai wisata budaya.
Keberadaan makam Raja Sumedang yaitu Prabu Tajimalela membuat banyaknya wisatawan yang berkunjung.
Dilansir juga dalam beberapa media, tempat ini masih sering dijadikan sebagai objek wisata ziarah.
Selain itu, di tempat ini tersedia bumi perkemahan Gunung Lingga dengan sajian berbagai outbound yang menantang, seperti flying fox, paralayang,dan aktivitas ekstrem lainnya.
Jika Anda merasa takut melakukan outbond-nya yang ekstrem tak perlu memaksakan diri.
Anda bisa menikmati pemandangan yang langka dengan lanskap cantik dan memukau, hembusan angin di kawasan ini juga akan menyejukkan dan menenangkan pikiran Anda.
Mengisi masa-masa liburan dengan mengulik wisata sejarah di Kota Sumedang bisa menajdi pilihan Anda.
Bukan hanya liburan yang mengesankan, tapi Anda juga terlibat dalam menjaga kelestarian sejarah peninggalan zaman dahulu.